Manajemen konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktikkan aspek-aspek manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah model bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasihat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan.
Construction Management Association of America (CMAA) menyatakan bahwa ada tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi, yaitu:
1. Perencanaan proyek manajemen
2. Manajemen harga
3. Manajemen waktu
4. Manajemen kualitas
5 Administrasi kontrak
6. Manajemen keselamatan
7. Praktik profesional.
Peran Manajemen Konstruksi
Sebagai pelaksana pembangunan manajemen konstruksi memiliki berbagai peran. Dalam hal ini peran manajemen konstruksi terbagi menjadi empat berdasarkan tahapan pelaksanaannya yaitu:
1. Agency Construction Management “ACM”
Fungsi
terakhir ialah controlling, fungsi ini berguna untuk menjamin bahawa
perencana bisa diwujudkan secara pasti. Proses kontrol pada dasarnya
selalu memuat unsur: perencanaan yang diterapkan, analisa atas deviasi
atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan menentukan
langkah-langkah yang perlu untuk dikoreksi.
Pada
tahapan ini manajer konstruksi berperan sebagai koordinator
“penghubung” (interface” antara perancangan dan pelaksanaan serta antar
kontraktor. Manajemen konstruksi mulai dari fase perencanaan dimana
pihak pemilik membuat kontrak pada para kontraktor sesuai paket-paket
pekerjaan yang diperlukan.
2. Extended Service Construction Manajemen “ESCM
Peran
lain yang mungkin diberikan kepada manajemen kontraktor ialah sebagai
kontraktor. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik tujuan antara
kontraktor dan pihak manajemen. Pada bentuk yang lain, pihak manajemen
bergerak berdasarkan permintaan dari pihak ESCM atau kontraktor.
3. Owner Construction Management “OCM”
Dalam
hal ini peran manajemen konstruksi profesional dikembangkan lagi oleh
pemilik. Sehingga pihak manajemen juga bertanggung jawab terhadap
manajemen proyek yang dilaksanakan.
4. Guaranted Maximum Price Construction Management “GMPCM”
Konsultan
ini bertindak lebih ke arah kontraktor umum dari pada sebagai wakil
pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi
tetapi bertanggung jawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu.
Sehingga pada peran ini manajemen bertindak sebagai pemberi kerja
terhadap para kontraktor “sub kontraktor”..
Fungsi Manajemen Konstruksi
Seperti yang disebutkan diatas,
manajemen konstruksi ialah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen pada
suatu proyek dengan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
agar tercapai tujuan proyek secara optimal.
Beberapa diantara fungsi manajemen konstruksi lainnya ialah sebagai berikut:
·
Perencanaan
“Planning”
Fungsi
perencanaan dari manajemen konstruksi ialah menentukan apa yang harus
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Ini menyangkut pada pengambilan
keputusan terhadap beberapa pilihan-pilihan yang berkaitan pada proses
pembuatan konstruks
·
Mengorganisasi
“Organizing”
Fungsi
ini berkaitan dengan usaha manajemen untuk menetapkan jenis-jenis
kegiatan yang perlu dilakukan. Gunanya agar tugas atau kegiatan-kegiatan
tadi lebih mudah ditangani oleh bawahannya karena sudah terorganisir
dengan sangat baik.
·
Penempatan
Orang “Staffing”
Fungsi
ini meliputi usaha pengembangan dan penempatan orang-orang yang tepat
di dalam jenis-jenis pekerjaan yang sudah direncanakan awalnya.
·
Mengarahkan
“Directing”
Fungsi
lain dari manajemen konstruksi ialah directing atau biasa juga disebut
supervisi. Fungsi ini menyangkut pembinaan motivasi dan pemberian
bimbingan kepada bawahan untuk pelaksanaan tugas yang sesuai
perencanaan.
·
Mengontrol
“Controlling”
Tujuan Manajemen Konstruksi
- System atau tim manajemen konstruksi dibutuhkan guna tujuan bagaimana mengelola proyek secara hemat waktu, biaya proyek sesuai dengan yang dianggarkan dan kualitas kerjaan yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan, Salah satu cara adalah mengatur kegiatan tumpang tindih ( overlap )
- Tujuan selanjutnya dari digunakannya system MK adalah biaya proyek tidak dibebani oleh biaya ganda atau overhead dan profit seperti apabila dilakukan dengan system kontraktor utama yang membawahi sub – sub kontraktor
- Jenjang jenjang yang tidak efisien dihapus dan dipersingkat jalur komunikasinya.
Tugas Manajemen Konstruksi
Adapun tugas lain dari manajemen konstruksi secara garis besar diantaranya yaitu:
- Mengawasi jalannya pekerjaan di lapangan apakah sesuai dengan metode konstruksi yang benar atau tidak.
- Meminta laporan progres dan penjelasan pekerjaan tiap item dari kontraktor secara tertulis.
- MK berhak menegur dan menghentikan jalannya pekerjaan apabila tidak sesuai dengan kesepakatan.
- Mengadakan rapat rutin baik mingguan maupun bulanan dengan mengundang konsultan perencana, wakil owner dan kontraktor.
- Berhubungan langsung dengan owner atau wakil owner dalam menyampaikan segala sesuatu di proyek.
- Menyampaikan progres pekerjaan kepada owner langsung.
- Mengesahkan material yang akan digunakan apakah sesuai dengan spesifikasi kontrak atau tidak.
- Mengelola, mengarahkan dan mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor dalam aspek mutu dan waktu.
- Mengesahkan adanya perubahan kontrak yang diajukan oleh kontraktor.
- Memeriksa gambar shop drawing dari kontraktor sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan.
- Selalu meninjau ulang metode pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor agar memenuhi syarat K3LMP “Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Lingkungan, Mutu dan Pengamanan”.
- Memberikan Site Instruction secara tertulis apabila ada pekerjaan yang harus dikerjakan namun tidak ada di kontrak untuk mempercepat jadwal.
Tipe – Tipe Manajemen Konstruksi
- MK konvensional : tanpa fast track
- MK semi konfensional : tanpa fast track
- MK semi murni : tanpa fast track
- MK murni : dengan fast track
Tahapan Manajemen Konstruksi
1. Pengembangan Konsep
- Pengembangan sasaran proyek baik dilihat dari aspek biaya dan waktu
- Mengidentifikasikan batasan utama
- Membuat TOR dan organizing
- Sasaran – sasaran prinsip konsep desain kepada konsultan perencanaan
- Tahapan pekerjaan
- Master, coordinating schedule
- Membuat perkiraan biaya awal berdasarkan konsep awal konsultan perencanaan
- Cash flow
2. Tahap Perencanaan
- Koordinasi dengan pengawasan dalam hal pemetaan dan penyelidikan tanah
- Menyusun jadwal review dan lelang
- Melakukan review
- Membuat RKS
- Membuat RAB tiap paket pekerjaan
- Membuat rekomendasi : aspek mutu, aspek biaya, waktu dan material
- Mengurus ijin – ijin yang diperlukan.